Sukses

Keistimewaan Motif Batik Ayam yang Kini Dipamerkan di Museum Batik Indonesia

Ayam mungkin satu-satunya hewan yang seluruh anggota tubuhnya menginspirasi berbagai motif batik di Indonesia.

Diterbitkan 30 Oktober 2025, 06:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Banyak motif batik terinspirasi dari lingkungan sehari-hari, termasuk motif batik ayam. Berdasarkan hasil penelusuran tim kurator Museum Batik Indonesia, motif tersebut termasuk salah satu motif terbanyak yang bisa ditemukan pada batik pedalaman hingga batik pesisir.

Bentuknya beragam. Ada yang berwujud ayam utuh, ada yang hanya cekernya, bahkan ada yang hanya mengambil bentuk bulu-bulunya saja. Temuan tersebut mendorong gelaran pameran batik berjudul Kukuruyuk di Museum Batik Indonesia, kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

"Awalnya, ide muncul ketika kami eksplorasi koleksi museum batik. Gali hewan apa saja di dalam batik. Ada banyak batik ternyata yang mengandung motif ayam," kata Swa S. Adinegoro, kurator Museum Batik Indonesia, dalam pembukaan pameran di Jakarta Timur, Senin, 20 Oktober 2025.

Motif ayam pada batik, terutama batik pedalaman, mengandung filosofi yang dalam. Motif babon angrem misalnya, merupakan simbol kasih sayang seorang ibu. Maka, kain dengan motif batik tersebut dipakai ibu dengan usia kandungan sudah tujuh bulan dalam upacara mitoni pada adat.

Sementara, motif batik ayam di pesisir lebih bersifat sebagai pemanis atau elemen dekoratif. Misalnya, motif ayam alas yang terinspirasi dari keindahan ayam hutan atau sawunggaling yang menggambarkan kegagahan ayam jantan Indonesia. 

"Cerita Sawunggaling ini sebelumnya kan Go Tik Swan (maestro batik) diminta Presiden Sukarno untuk membuat batik Indonesia, Sepulang dari Bali, dia membuat motif itu yang terinspirasi dari sabung ayam," sambung Swa.

Promosi 1
2 dari 4 halaman

Kapan Motif Batik Ayam Mulai Muncul?

Swa menyebut bahwa ayam bisa jadi menjadi satu-satunya hewan yang berbagai bagian tubuhnya menjadi motif. "Bahkan, organ dalam ayam jadi inspirasi motif batik yang belum kami temukan di motif hewan lain," tuturnya.

Lalu, kapan muncul motif-motif batik ayam di Indonesia? Swa mengaku belum ada data yang pasti terkait hal itu. Namun, ia berpendapat alasan ayam begitu banyak menginspirasi motif batik Indonesia adalah karena kedekatan ayam dengan dunia manusia.

"Kita sudah familiar dengan ayam. Kita lihat ayam, oh induk ayam itu galak karena dia menjaga sarangnya. Maka kemudian digunakanlah itu sebagai simbol untuk babon angrem. Kemudian, dia melihat ayam mengais-ngais tanah untuk mencari makan. Maka, terciptalah motif batik cakar," tuturnya.

 

3 dari 4 halaman

Makin Muda Makin Kontemporer

Walau mayoritas batik pesisir membuat motif hanya sebagai elemen dekoratif, tetap ada batik pesisir yang bermakna. Motif batik ayam di batik rifaiyah Batang misalnya. Menurut Swa, batik tersebut merupakan perlambang sifat baik dan jujur manusia.

"Semakin ke kontemporer, kita melihat bahwa banyak batik sekarang ini lebih sebagai elemen dekoratif, dan itu sebenarnya tidak salah juga. Karena dengan membuat batik pun, kita juga sudah melestarikan batik," jelas Swa.

Dalam pameran Kukuruyuk, pihaknya menampilkan 26 kain batik yang semuanya mengandung motif ayam. Kain tertua yang dipamerkan saat itu diproduksi pada 1950an, sedangkan kain termuda diproduksi di atas tahun 2000-an. "Ada dua koleksi yang merupakan pinjaman," imbuhnya.

Pameran tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober. Interior pameran sengaja dirancang warna-warni mengingat pengunjung museum didominasi oleh anak-anak dan orangtua yang membawa serta anaknya.

"Narasi disampaikan tidak terlalu berat sehingga bisa dipahami oleh anak-anak dan juga dinikmati oleh bapak ibu pecinta batik," kata Swa.

 

4 dari 4 halaman

Belajar tentang Kesederhanaan Ayam

 

Pameran akan berlangsung hingga 20 November 2025. Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud) Giring Ganesha Djumaryo mengapresiasi terselenggaranya pameran tersebut mengingat batik merupakan kekayaan bangsa yang perlu dilestarikan bersama.

"Batik dengan beragam cerita yang ada di balik motifnya, telah tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada tahun 2009. Batik menjadi kebanggaan bangsa dan ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk terus mengembangkan, memanfaatkan, dan melestarikannya," ujar Wamenbud Giring.

Terkait tema ayam yang diangkat, ia berpendapat pameran tersebut menjadi wadah edukasi bagi pengunjung mengenai kesederhanaan ayam. "Dari ayam betina, kita bisa belajar tentang kasih sayang dan kesabaran ketika ia mengerami telur-telurnya. Dari ayam jantan, kita bisa belajar tentang semangat dan tanggung jawab ketika ia berkokok menyambut fajar. Dari keduanya kita belajar tentang ketekunan, kasih, dan kehidupan," urainya.

EnamPlus