Sukses

Asal-usul Museum Batik Pekalongan yang Jadi Magnet Wisata

Tujuan utama pendirian Museum Batik Pekalongan adalah untuk menjaga eksistensi batik sebagai identitas bangsa serta memperkuat posisi Pekalongan sebagai kota kreatif berbasis budaya.

Diterbitkan 13 Oktober 2025, 06:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Museum bertema batik di Indonesia tak hanya berada di Taman Mini Indonesia Indah, tetapi juga di Pekalongan, Jawa Tengah. Bernama Museum Batik Pekalongan, tempat itu diresmikan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, pada 12 Juli 2006.

Museum ini berdiri di Jalan Jetayu No. 1, Kota Pekalongan, menempati gedung berarsitektur kolonial yang dahulu merupakan Kantor Wali Kota Pekalongan pada masa pemerintahan Belanda. Museum itu hadir sebagai simbol pelestarian batik yang diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada 2009.

Keberadaannya tidak hanya berfungsi sebagai ruang pamer batik dari berbagai daerah di Nusantara, tetapi juga sebagai wadah edukasi, penelitian, dan pengembangan seni membatik bagi masyarakat luas. Sejarahnya tidak dapat dilepaskan dari semangat masyarakat dan komunitas pecinta batik yang tergabung dalam Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan (PPBP) yang terbentuk pada 1972.

Melansir laman Virtual Tour Pemerintah Kota Pekalongan, gagasan pendirian museum mulai konkret pada 2005 melalui seminar internasional bertema Batik dan Museum yang diadakan di Kota Pekalongan. Dari forum tersebut, muncul inisiatif dari Paguyuban Berkah yang dimotori Iman Sucipto Umar untuk mendirikan museum batik berskala nasional.

Promosi 1
2 dari 4 halaman

Tonggak Penting Pekalongan

Dukungan pun mengalir dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kota Pekalongan, Yayasan Batik Indonesia, dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Terbentuklah Yayasan Museum Batik Indonesia sebagai lembaga pendiri.

Setelah melalui proses panjang, museum ini resmi dibuka bertepatan dengan peringatan Hari Koperasi Nasional ke-59 pada 2006. Kehadirannya menjadi tonggak penting dalam sejarah Pekalongan, karena untuk pertama kalinya Presiden Republik Indonesia berkunjung ke kota tersebut sejak masa kemerdekaan.

Sejak itu, Museum Batik Pekalongan berkembang pesat. Museum Batik Pekalongan dikenal sebagai salah satu museum khusus (Tipe B) yang dikelola Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga. Dengan visi "menjadi wadah pelestarian, pengembangan, dan pusat informasi batik Indonesia," museum ini tidak hanya berkontribusi pada aspek seni dan pendidikan, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi kreatif yang berkelanjutan di tingkat lokal dan global.

3 dari 4 halaman

Koleksi dan Kegiatan Edukasi di Museum Batik Pekalongan

Hingga 2016, tercatat lebih dari 1.230 koleksi yang terbagi dalam kategori Batik Pedalaman, Batik Pesisiran, Batik Nusantara, Batik Kontemporer, Nonbatik, dan bahkan Batik Mancanegara. Koleksi ini memperlihatkan ragam teknik, corak, serta filosofi batik dari berbagai daerah seperti Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Madura, dan Sumatera.

Tidak hanya menampilkan kain batik, museum ini juga menyimpan alat-alat tradisional pembuatan batik, seperti canting, malam, dan cap batik kuno. Selain menjadi ruang pamer, museum ini aktif mengadakan kegiatan edukatif seperti pelatihan membatik, workshop pewarnaan alami, pengenalan motif tradisional, serta kelas riset tentang filosofi batik.

Aktivitas tersebut bertujuan menanamkan kecintaan terhadap budaya batik sejak dini, terutama bagi pelajar dan generasi muda. Atas kontribusinya dalam pendidikan budaya, museum ini mendapatkan penghargaan UNESCO Best Safeguarding Practices karena dinilai berhasil melestarikan batik melalui program pembelajaran kreatif bagi masyarakat.

 

4 dari 4 halaman

Magnet Wisata Pekalongan

Selain sebagai pusat pelestarian seni, Museum Batik Pekalongan berperan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkuat diplomasi budaya Indonesia. Letaknya yang berada di jantung Kota Pekalongan menjadikannya magnet wisata yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. 

Dampak ekonomi terasa nyata melalui tumbuhnya usaha kecil menengah di sekitar museum, seperti perajin batik, toko oleh-oleh, penginapan, dan kuliner khas Pekalongan. Dengan meningkatnya kunjungan wisata, museum ini turut memperkuat branding Pekalongan sebagai World’s City of Batik. 

Lebih dari itu, museum ini berfungsi sebagai jendela kebudayaan dan ekonomi yang menghubungkan nilai-nilai tradisional dengan industri kreatif modern. Melalui kolaborasi dengan lembaga nasional dan internasional, Museum Batik Pekalongan aktif berpartisipasi dalam berbagai pameran budaya dunia, memperkenalkan batik sebagai simbol identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. 

EnamPlus