Sukses

Petrosea Raih Laba Bersih USD 6,93 Juta hingga September 2025

PT Petrosea Tbk (PTRO) mencatat pendapatan naik 18,42% dan laba bersih tumbuh 141,88% hingga September 2025.

Diterbitkan 23 Oktober 2025, 15:38 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Emiten kontraktor tambang milik Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk (PTRO), mencatatkan laba bersih sebesar USD 6,93 juta atau sekitar Rp 115,05 miliar (asumsi kurs Rp 16.603 per dolar AS) sepanjang Januari–September 2025.

Perolehan laba bersih tersebut melonjak 141,88% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 2,86 juta atau sekitar Rp 44,48 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025, pendapatan PTRO meningkat 18,42% secara tahunan menjadi USD 603,84 juta.

Pendapatan tersebut berasal dari kegiatan konstruksi dan rekayasa sebesar USD 271,8 juta, penambangan sebesar USD 267,16 juta, jasa lainnya USD 23,27 juta, kegiatan EPC minyak dan gas lepas pantai USD 5,86 juta, serta pendapatan lain-lain USD 1,89 juta.

Selain itu, penjualan batu bara turut menyumbang USD 33,8 juta hingga akhir September 2025.

Melansir laporan keuangan perseroan pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/10/2025) tercatat tiga pelanggan utama yang masing-masing memberikan kontribusi lebih dari 10% terhadap total pendapatan konsolidasian perusahaan. 

Ketiga pelanggan tersebut adalah BP Berau Ltd dengan nilai USD 127,4 juta, PT Kideco Jaya Agung sebesar USD 80,9 juta, dan PT Freeport Indonesia senilai USD 52,45 juta.

Seiring dengan peningkatan pendapatan, beban usaha langsung juga naik 21,02% menjadi USD 530,08 juta, dibandingkan dengan USD 438,03 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Meski begitu, laba kotor masih tumbuh tipis 2,61%, dari USD 71,87 juta menjadi USD 73,75 juta pada akhir kuartal III/2025.

Dari sisi neraca, total aset PTRO meningkat signifikan menjadi USD 1,39 miliar per 30 September 2025, dari posisi USD 867,26 juta pada akhir 2024.

Liabilitas perusahaan juga naik menjadi USD 1,12 miliar, dibandingkan dengan USD 617,5 juta pada akhir tahun lalu. Sementara itu, ekuitas PTRO tumbuh menjadi USD 270,1 juta, naik dari USD 249,7 juta per 31 Desember 2024.

  

Promosi 1
2 dari 5 halaman

Petrosea Bakal Mulai Proyek EPC di Pakistan

Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) menggandeng anak usaha Perseroan yakni Petrosea Solutions Pakistan (private) Limited telah menandatangani Limited Notice to Proceed atau perjanjian pelaksanaan awal dengan Reqo Diq Mining Company (private) limited, perusahaan pertambangan yang berdomisili di Karachi, Pakstan. Hal ini untuk memberikan jasa layanan Engineering, Procurement & Construction (EPC).

Reqo Diq adalah salah satu proyek pertambangan emas dan tembaga terbesar di dunia yang berlokasi di Pakistan. Lingkup pekerjaan berdasarkan kontrak ini mencakup pembangunan fondasi beton untuk fasilitas dry plant, wet plant, serta infrastruktur non-prpses, termasuk pelaksanaan detail earthworks. Demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/10/2025).

Nilai kontrak berdasarkan perjanjian pelaksanaan awal tersebut diperkirakan mencapai USD 26,2 juta atau sekitar Rp 432 miliar, dengan jangka waktu penyelesaian proyek kurang lebih 10 bulan.

 

3 dari 5 halaman

Diversifikasi Usaha

"Penandatanganan perjanjian ini merepresentasikan ekspansi bisnis dan pengembangan usaha lini bisnis jasa EPC serta perluasan basis klien ke luar Indonesia guna memastikan pertumbuhan yang terdiversifkasi dan berkelanjutan,” tutur Presiden Direktur PT Petrosea Tbk Michael.

Adapun Petrosea sebagai perusahaan multidisiplin dengan rekam jejak lebih dari lima dekade, menghadirkan layanan terpadu yang mencakup seluruh mata rantai dari hulu hingga hilir, mulai dari EPC, pertambangan, EPCI lepas pantai, hingga logistik untuk industri pertambangan serta minyak & gas di Asia Tenggara.

Melalui anak usaha terbarunya, Hafar, Perusahaan melaksanakan diversifikasi usaha dan peningkatan kapabilitas terbaru dengan mengembangkan portofolio bisnis ke EPCI lepas pantai terpadu.

4 dari 5 halaman

Strategi Petrosea Jaga Pertumbuhan Pendapatan saat Harga Komoditas Bergejolak

Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) menegaskan strategi perusahaan dalam menjaga pertumbuhan pendapatan tetap terjaga di tengah volatilitas harga komoditas.

Direktur PT Petrosea Tbk, Ruddy Santoso menuturkan, perseroan mengandalkan kombinasi pertumbuhan organik, anorganik, efisiensi operasional, serta manajemen risiko untuk menjaga kinerja yang berkelanjutan.

"Melalui kontrak baru serta diversifikasi lini usaha, perseroan terus mendorong pertumbuhan organik. Pada semester pertama 2025, kami mencatatkan rekor kontrak baru sebesar USD 4,3 miliar setara dengan pertumbuhan 60% year-on-year," ujar Ruddy dalam Public Expose, Senin (6/10/2025).

Andalkan Strategi Inorganik

Selain itu, perseroan juga mengandalkan strategi inorganik melalui akuisisi strategis. Ruddy menjelaskan, akuisisi Hafar dan HBS Group memberi tambahan portofolio usaha yang sinergis sekaligus membuka peluang perbaikan margin.

"Akuisisi ini tidak hanya menambah kapasitas, tetapi juga memperkuat bargaining position perseroan dalam rantai pasok, sehingga margin bisa lebih terjaga," jelasnya.

Petrosea juga terus memperkuat efisiensi biaya, operation excellence, serta manajemen risiko harga komoditas melalui mekanisme penyesuaian harga dalam kontrak. Dengan strategi tersebut, perseroan optimistis dapat menjaga pertumbuhan pendapatan berkelanjutan dengan margin yang sehat.

5 dari 5 halaman

Diversifikasi Proyek

Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) mencatat pertumbuhan signifikan dalam portofolio proyek dan backlog perusahaan pada paruh pertama 2025. Hal ini disampaikan Direktur PT Petrosea Tbk, Iman Darus Hikhman, dalam paparannya terkait perkembangan pasca akuisisi dan diversifikasi lini bisnis.

Iman menjelaskan proyek-proyek Petrosea kini tersebar di seluruh Indonesia, termasuk Papua Nugini sebagai hasil akuisisi HBS Group. 

“Dalam slide ini terlihat letak geografis portofolio proyek-proyek Petrosea tersebar seluruh Nusantara ditambah dengan Papua New Guinea, pos akuisisi dari HBS Group,” ujarnya dalam Public Expose, dikutip Selasa (7/10/2025).

Ia menambahkan, diversifikasi proyek juga diperkuat dengan kerja sama bersama berbagai klien utama dari sektor mineral dan energi. Melalui HBS Group, perusahaan memiliki akses terhadap pemain kunci di sektor emas, sementara melalui Hafar, Petrosea menjalin hubungan dengan perusahaan minyak dan gas besar di Asia Tenggara.

 

EnamPlus